Fosil Bakteri di Meteorid dari Mars Ditemukan
Pecinta Astronomi Indonesia - Pada tahun 1984, sebuah meteorit yang diberi kode Allen Hills (ALH) 84001 ditemukan disebuah tempat di Antartika. Meteorit tersebut diperkirakan jatuh ke bumi 13.000 tahun yang lalu. Setelah lebih dari 20 tahun, NASA mengumumkan bahwa mereka telah berhasil menemukan bakteri-bakteri asing pada permukaan dan struktur bebatuan tersebut, bukti adanya kehidupan di planet Mars.
Para ilmuwan percaya bahwa sebuah asteorid atau komet telah menghantam permukaan Mars jutaan tahun yang lalu dan menyebabkan bebatuan di permukaan Mars berhamburan ke ruang angkasa. Bebatuan itu melayang di ruang angkasa selama 16 juta tahun sebelum akhirnya salah satunya jatuh di Antartika 13.000 tahun yang lalu.
Pada tahun 1996, NASA dan pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan bahwa sepertinya meteorit tersebut mengandung bakteri dari planet Mars.
Foto-foto yang dirilis menunjukkan adanya objek-objek yang menyerupai makhluk hidup.
Namun pada tahun itu, ketertarikan atas penemuan tersebut segera lenyap karena para ilmuwan lain menuduh meteorit tersebut telah terkontaminasi. Mereka juga berargumen bahwa panas yang dihasilkan ketika batu itu berhamburan ke luar angkasa mungkin telah menciptakan struktur mineral yang disalahartikan sebagai mikrofosil.
Walaupun perdebatan terus berlangsung, penelitian terus dilanjutkan oleh NASA, kali ini dengan menggunakan mikroskop elektron resolusi tinggi, teknologi yang belum tersedia pada tahun 1996. Dan dengan teknologi inilah, penemuan tahun 1996 terkonfirmasi kembali.
Penelitian atas meteorit itu dipimpin oleh Dr Kathie Thomas-Keprta dan para ilmuwan lain di Johnson Space Centerdi Houston, Texas. Penelitian tersebut memfokuskan pada analisis detail kristal magnetik, partikel-partikel magnetik mikro dan piringan karbonat di dalam batu. Beberapa bakteri tertentu di bumi diketahui mengandung kristal magnetik yang dipercaya berfungsi seperti kompas mikro untuk membantu mereka mengetahui arah. Kristal ini kemudian akan berubah menjadi bentuk yang tidak biasa ketika bergabung dengan bakteri, dan bentuk inilah yang terlihat pada ALH 84001.
Sebagai tambahan, para peneliti mengatakan bahwa kemurnian bahan kimia yang ditemukan pada batu tersebut lebih mengarah kepada sesuatu yang biologis dibanding geologis. Lagipula Batu tersebut menunjukkan kemungkinan adanya interaksi dengan air.
Dr Dennis Bazylinski dari Universitas Nevada yang mereview laporan penemuan itu yang dipublikasikan di jurnal Geochemical dan Meteoritic Society mengatakan, "Saya rasa laporan ini sangat luar biasa. Saya sudah berkecimpung di bidang bakteri magnetik sejak lama dan saya percaya bahwa salah satu indikasi yang menunjukkan adanya kehidupan di Mars adalah adanya kristal magnetik di meteorit yang sepertinya memang terekstrak dari bakteri. Pada mulanya, saya mengira ada kesalahan. Namun sekarang saya tidak ragu lagi."
Dr Bazylinski juga mengatakan bahwa salah satu organisme bumi yang sedang ditelitinya memiliki bentuk partikel yang sangat mirip dengan yang ada pada meteorit Mars.
Penemuan ini memang masih akan diperdebatkan. Namun apabila terkonfirmasi, maka penemuan ini mungkin akan menjadi penemuan sains terbesar di abad ini.
Para ilmuwan percaya bahwa sebuah asteorid atau komet telah menghantam permukaan Mars jutaan tahun yang lalu dan menyebabkan bebatuan di permukaan Mars berhamburan ke ruang angkasa. Bebatuan itu melayang di ruang angkasa selama 16 juta tahun sebelum akhirnya salah satunya jatuh di Antartika 13.000 tahun yang lalu.
Pada tahun 1996, NASA dan pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan bahwa sepertinya meteorit tersebut mengandung bakteri dari planet Mars.
Foto-foto yang dirilis menunjukkan adanya objek-objek yang menyerupai makhluk hidup.
Namun pada tahun itu, ketertarikan atas penemuan tersebut segera lenyap karena para ilmuwan lain menuduh meteorit tersebut telah terkontaminasi. Mereka juga berargumen bahwa panas yang dihasilkan ketika batu itu berhamburan ke luar angkasa mungkin telah menciptakan struktur mineral yang disalahartikan sebagai mikrofosil.
Walaupun perdebatan terus berlangsung, penelitian terus dilanjutkan oleh NASA, kali ini dengan menggunakan mikroskop elektron resolusi tinggi, teknologi yang belum tersedia pada tahun 1996. Dan dengan teknologi inilah, penemuan tahun 1996 terkonfirmasi kembali.
Penelitian atas meteorit itu dipimpin oleh Dr Kathie Thomas-Keprta dan para ilmuwan lain di Johnson Space Centerdi Houston, Texas. Penelitian tersebut memfokuskan pada analisis detail kristal magnetik, partikel-partikel magnetik mikro dan piringan karbonat di dalam batu. Beberapa bakteri tertentu di bumi diketahui mengandung kristal magnetik yang dipercaya berfungsi seperti kompas mikro untuk membantu mereka mengetahui arah. Kristal ini kemudian akan berubah menjadi bentuk yang tidak biasa ketika bergabung dengan bakteri, dan bentuk inilah yang terlihat pada ALH 84001.
Sebagai tambahan, para peneliti mengatakan bahwa kemurnian bahan kimia yang ditemukan pada batu tersebut lebih mengarah kepada sesuatu yang biologis dibanding geologis. Lagipula Batu tersebut menunjukkan kemungkinan adanya interaksi dengan air.
Dr Dennis Bazylinski dari Universitas Nevada yang mereview laporan penemuan itu yang dipublikasikan di jurnal Geochemical dan Meteoritic Society mengatakan, "Saya rasa laporan ini sangat luar biasa. Saya sudah berkecimpung di bidang bakteri magnetik sejak lama dan saya percaya bahwa salah satu indikasi yang menunjukkan adanya kehidupan di Mars adalah adanya kristal magnetik di meteorit yang sepertinya memang terekstrak dari bakteri. Pada mulanya, saya mengira ada kesalahan. Namun sekarang saya tidak ragu lagi."
Dr Bazylinski juga mengatakan bahwa salah satu organisme bumi yang sedang ditelitinya memiliki bentuk partikel yang sangat mirip dengan yang ada pada meteorit Mars.
Penemuan ini memang masih akan diperdebatkan. Namun apabila terkonfirmasi, maka penemuan ini mungkin akan menjadi penemuan sains terbesar di abad ini.
No comments