Pengertian Badai Matahari Dan Dampaknya

Dikutip Pecinta Astronomi Indonesia - Untuk yang tidak mengerti, badai matahari sering dianggap sebagai peristiwa luar biasa yang sangat langka. Padahal tidak demikian adanya. Matahari mengalami siklus rata-rata 11 tahunan yang dimulai dari periode aktifitas rendah, yang disebut Solar Minimum, sampai periode di mana aktifitasnya meningkat, yang disebut Solar Maksimum.



Fenomena ini adalah bagian yang normal dari siklus kehidupan matahari. Selama periode solar maksimum, muncul Bintik Matahari (sunspot), yaitu titik gelap di permukaan matahari yang disebabkan oleh garis medan magnet yang menerobos permukaan matahari.

Karena matahari bukan objek padat seperti bumi, bagian-bagian yang berbeda dari matahari berotasi dengan kecepatan yang berbeda juga. Ini akan menyebabkan garis bidang magnetiknya menjadi kacau balau hingga menyebabkan terbentuknya Solar Flare (Lidah api matahari) yang kadang disertai dengan Coronal Mass Ejection (CME) atau dikenal juga dengan lontaran massa korona. Peristiwa inilah yang sering disebut dengan istilah Solar Storm atau Badai Matahari.

Astrofisikawan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, mengatakan bahwa badai Matahari dapat mengganggu sistem telekomunikasi, navigasi, fungsi satelit, dan sistem perbankan. Tidak sampai kiamat!

Saat CME atau lontaran massa korona bergerak menuju bumi, partikel yang dibawanya akan menghantam magnetosfer bumi yang kemudian hanya akan menciptakan aurora.

Apakah badai matahari bisa menghanguskan seluruh bumi dan isinya?

Jawabannya adalah: Tidak!

Lalu, apa yang akan terjadi?

Meskipun terdengar begitu chaos, sesungguhnya manusia dan makhluk hidup lainnya dilindungi dengan aman di bumi. Pada saat terjadinya badai-badai matahari sebelumnya, makhluk hidup di bumi sama sekali tidak terpengaruh. Namun, teknologi yang kita miliki memang rentan terhadap fenomena ini seperti yang terjadi pada tahun 1859.

Mengingat sangat tergantungnya infrastruktur kita terhadap jaringan telekomunikasi, maka peristiwa lumpuhnya telekomunikasi mungkin akan membawa kelumpuhan pada sistem lainnya, seperti keuangan dan transportasi.

Sebuah semburan badai matahari yang kuat bisa membawa kerusakan dengan mengintervensi sumber listrik dan jalur komunikasi kita. Ini akan menyebabkan sistem menjadi overload dan akhirnya mengalami kerusakan.

Menurut salah satu laporan yang dikeluarkan oleh National Academy of Science Amerika Serikat, saat badai itu terjadi, sekitar 300 pembangkit listrik di Amerika bisa lumpuh hanya dalam tempo 90 menit dan memutuskan persediaan listrik untuk 130 juta penduduk.

Setelah jaringan listrik terputus, persediaan air pun akan ikut terputus. Tanpa adanya listrik dan persediaan air, maka perekonomian akan menjadi lumpuh. Tidak ada aktifitas perkantoran dan transportasi seperti pesawat terbang atau kereta. Bahkan fasilitas vital seperti markas militer atau rumah sakit juga akan ikut lumpuh. Dengan kata lain, Chaos!

Tetapi, itu adalah skenario terburuknya. Kabar baiknya adalah, manusia telah belajar dari masa lalu.

NASA dan badan antariksa negara-negara lain di dunia telah mengetahui dengan jelas kalau solar flare bisa melumpuhkan sistem satelit. Karena itu sejak lama, NASA telah mengirim beberapa wahana untuk mengawasi aktifitas matahari. Saat ini, wahana-wahana tersebut, seperti ACE atau SOHO, masih rajin mengawasi perubahan-perubahan aktifitas yang terjadi pada matahari.

Jika wahana itu mendeteksi adanya CME, maka sensornya akan segera menghasilkan peringatan yang memberikan cukup waktu untuk manusia bumi (kita) untuk mengambil langkah antisipasi, seperti mengubah sistem satelit kita menjadi “safe mode”. Dengan demikian, kerusakan yang ditimbulkannya akan menjadi sangat minimal. Antisipasi yang sama juga telah dilakukan terhadap infrastruktur dan sumber pembangkit listrik lainnya.

Apakah badai matahari dapat menyebabkan radiasi yang merusak tubuh?

Jawabannya adalah: Tidak. Hanya orang bodoh yang percaya akan hal itu.

Pada dasarnya radiasi akibat badai Matahari tidak menyebabkan gangguan semacam itu.

“Badai radiasi Matahari dapat menyebabkan gangguan operasional satelit dan propagasi radio gelombang pendek, namun tidak mengganggu manusia di Bumi,” demikian pernyataan badan antariksa AS, NASA, di situs webnya. Gangguan juga mungkin terjadi pada telekomunikasi seluler, siaran televisi, dan lainnya jika lontaran partikel listrik mengganggu satelit.

Penjelasan tersebut meluruskan informasi yang beredar di internet dan BBM (BlackBerry Messenger) bahwa badai Matahari menciptakan radiasi yang meningkatkan suhu Bumi secara signifikan.(astro_shfly/space.com)

No comments

Powered by Blogger.