Kehadiran Material Organik Ini Beri Petunjuk Baru Tentang Kehidupan Di Mars
Micrometeorites adalah beberapa material yang paling banyak jatuh di Mars, dan mengandung karbon organik yang dapat membentuk klorometana ketika dipanaskan. |
AstroNesia ~ Asal-usul bahan organik yang ditemukan oleh mis Mars Lander telah lama diperdebatkan, namun sebuah studi baru menunjukkan cara untuk mengetahui apakah bahan kimia organik ini berasal dari Planet Merah atau di tempat lain.
Beberapa misi pendarat Mars telah mendeteksi klorometana, sebuah bahan kimia yang kadang-kadang dihasilkan oleh organisme hidup, tetapi kebanyakan ilmuwan berpikir bahwa temuan itu terkontaminasi dari Bumi.
Sekarang, tim peneliti telah meniru percobaan ini pada meteorit yang ditemukan di Bumi (menggunakan meteorit Murchison yang jatuh di Australia pada tahun 1969) , dan menemukan bahwa klorometana itu dihasilkan dari bahan organik yang terkandung dalam batu angkasa. Temuan ini menyarankan bahwa klorometana di Mars mungkin berasal dari puing-puing meteorit yang ada di permukaan planet atau berasal dari tanah Mars itu sendiri, bukan dari Bumi.
Wahana pendarat NASA Viking mendarat di Mars tahun 1979. Wahana Viking I adalah wahana pertama yang mendeteksi klorometana dalam sampel tanah Mars. Sementara pendarat Viking II tidak mendeteksi klorometana, tetapi menemukan jejak diklorometana, senyawa organik lain. Namun, para ilmuwan menolak temuan ini dan mengatakan bahwa itu terkontaminasi dari Bumi.
Baru-baru ini, NASA Curiosity menemukan jejak klorometana dalam tanah yang diperiksa di salah satu instrumen ilmiahnya. Sekali lagi, para peneliti mengklaim bahwa bahan kimia ini tidak lebih dari kontaminasi Bumi, sebagian karena tidak jelas apakah bahan kimia tersebut dapat membentuk sendiri.
Frank Keppler, biogeokimiawan di University of Heidelberg di Jerman, memimpin sebuah studi untuk menganalisis meteorit Murchison yang mendarat di Australia pada tahun 1969. Ia beralasan bahwa jika ia bisa memahami bagaimana klorometana terbentuk pada meteorit ini, ia mungkin bisa melihat titik terang apakah klorometana yang ditemukan di Mars itu berasal dari Bumi, dari meteorit lain atau dari Planet Merah itu sendiri - dan mungkin berasal dari kehidupan Mars.
Mars terus dihujani oleh batu-batuan kecil yang disebut micrometeorites. "Setiap tahun, sekitar 50.000 ton jatuh di permukaan Mars," kata Keppler. Sebagian besar adalah carbonaceous, yang berarti mereka mengandung karbon, sebuah blok bangunan penting bagi kehidupan.
Para peneliti memanaskan bahan dari meteorit Murchison dengan suhu hingga 750 derajat Fahrenheit (400 derajat celcius), mirip dengan percobaan yang dilakukan Viking dan Curiosity, dan tentu saja, mereka menemukan klorometana. Mereka tahu itu bukan kontaminasi dari Bumi karena memiliki sidik jari kimia yang berbeda.
Unsur kimia ini muncul dalam bentuk yang berbeda, yang disebut isotop. Para peneliti melihat tanda isotop karbon dan nitrogen dalam klorometana dari meteorit, dan mereka tidak sesuai dengan klorometana yang ditemukan di Bumi.
Memanaskan bahan kimia yang memproduksi klorometana dalam jumlah yang sama yang ditemukan oleh Viking dan Curiosity, menunjukkan proses yang sama mungkin terjadi dengan micrometeorites di Planet Merah.
Untuk menentukan apakah klorometana di Mars berasal dari Bumi, dari meteorit atau dari tanah Mars, para ilmuwan dapat mengukur tanda isotopnya, kata Keppler. Pada saat ini, pendarat di Mars (termasuk Curiosity) tidak memiliki alat untuk mengukur isotop tersebut, tapi mungkin misi masa depan dapat melakukannya, katanya.
Berdasarkan temuan ini, kehadiran klorometana adalah "tanda yang jelas" bahwa bahan organik ada di Mars, kata Keppler. Ini tidak selalu menunjukkan bahan organik berasal dari kehidupan, katanya, "tapi kita tidak bisa mengecualikan itu."
Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi
No comments