Setengah Dari Semua Bintang Di Alam Semesta Mengembara Di Ruang Antar Galaksi

http://astronesia.blogspot.com/
Ilustrasi ini menunjukkan sejumlah galaksi yang terletak dalam lingkaran halo bintang. Bintang-bintang tersebut terlalu jauh untuk dilihat secara individual dan sebaliknya, dilihat sebagai cahaya difus, berwarna kuning dalam ilustrasi ini.

AstroNesia ~ Sekitar setengah dari semua bintang-bintang di alam semesta terletak dalam di ruang besar antar galaksi. Penemuan tak terduga ini dibuat oleh sebuah studi baru yang menggunakan sebuah roket NASA. Bintang-bintang ini bisa membantu memecahkan misteri tentang cahaya dan partikel yang hilang yang menurut teori harusnya ada, kata para ilmuwan mengatakan.

Bintang ini tak memiliki galaksi, mereka berada di ruang antar galaksi.  "Mungkin juga ada manusia di sana," kata Harvey Moseley, astrofisikawan Goddard Space Flight Center, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), yang terlibat dalam riset.  

Kesimpulan bahwa zona antar-galaksi juga kaya bintang didapatkan setelah astronom menganalisis data misi Cosmic Infrared Background Survey (CIBER) antara tahun 2010-2012.  

Wahana CIBER diterbangkan ke luar angkasa dan diberi tugas mengintai lima petak area di angkasa, masing-masing selama semenit, guna mengumpulkan sebanyak mungkin cahaya kosmos.  

Untuk mengatasi bias hasil pengamatan karena faktor waktu penerbangan misi, CIBER melakukan misi pengintaiannya beberapa kali dalam setahun.  

CIBER sendiri memang dirancang untuk melihat fluktuasi cahaya inframerah yang berguna untuk mengetahui galaksi-galaksi pertama di alam semesta.  

Cahaya dari galaksi-galaksi awal di alam semesta punya panjang gelombang mendekati inframerah sebab pengaruh semesta yang mengembang.  

Saat menganalisis data CIBER, Moseley, Michael Zemcov dari California Institute of Technology (Caltech) yang memimpin riset, dan rekannya Jamie Bock merasa terkejut.  

Mereka mendapati, cahaya yang datang ternyata tak cukup mendekati inframerah. Dengan demikian, sulit untuk mengatakan bahwa cahaya itu berasal dari galaksi yang tua.  

Bock berargumen, cahaya itu berasal dari galaksi yang lebih modern dan letaknya lebih dekat dengan Bimasakti.  

Ilmuwan kemudian menganalisis data lagi. Hasilnya, cahaya yang ada ternyata lebih banyak dari galaksi yang telah diketahui saat ini.  

Artinya, cahaya itu memang berasal dari ruang antar-galaksi, dari bintang-bintang yang mengambang di sana.  

"Bintang-bintang itu menghasilkan cahaya kosmos yang sama banyak dengan galaksi. Ini mengagumkan," ungkap Bock.  

Bock menduga, bintang-bintang itu sebelumnya ada di dalam galaksi. Namun, karena tabrakan antar-galaksi yang sering terjadi di alam semesta, bintang itu terlempar keluar.  

"Jika ini benar, maka ada populasi besar bintang di zona antar-galaksi. Namun, karena sangat redup, kita hanya bisa melihat mereka dalam jumlah besar sekaligus," kata Moseley.  

Bock akan menindaklanjuti temuannya dengan menganalisis data CIBER2 yang mengumpulkan cahaya tampak. Ia berharap, data bakal bisa mengungkap jenis bintang yang ada di zona antar-galaksi.

Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi

No comments

Powered by Blogger.