Kisah Akhir Dari Segalanya (Bagian 1)

AstroNesia ~ Berikut ini adalah sebuah artikel menarik yang dilansir dari situs universetoday.com yang bercerita tentang akhir dari segalanya. Seperti apa ceritanya? Yuk kita baca

Dapat dikatakan bahwa manusia memiliki sedikit pandangan tentang akhir dari alam semesta kita. Mari kita benar-benar berpikir dan mencoba bayangkan apa yanh terjadi di masa depan, apa yang akan terjadi jutaan, triliunan, dan bahkan 10100 tahun ke depan. Mari kita pertimbangkan akhir dari segalanya.

Akhir Umat Manusia - 10.000 tahun Dari Sekarang

Ilustrasi

Manusia modern berasal dari Afrika sekitar 200.000 tahun yang lalu. Sejak itu, kita telah berpetualang untuk menghuni setiap sudut Bumi. Tapi ini hanya sementara. Sebagian besar setiap spesies yang pernah hidup di bumi sekarang punah. Jika kita berpikir bahwa manusia dapat menghindari nasib seperti nasib makhluk terdahulu seperti Dinosaurus bisa dibilang cukup angkuh. Seperti semua kehidupan di Bumi, waktu kita terbatas. Berapa lama kita akan bertahan?

Ada banyak bencana yang dibuat oleh alam dan manusia yang bisa membinasakan kita. Seperti serangan asteroid dan sampai wabah penyakit yang menyerang dunia, pemanasan global sampai ledakan supernova terdekat, ada banyak cara yang bisa musnahkan kita. Mungkin kita bisa bayangkan peristiwa kepunahan massal, seperti peristiwa yang membunuh dinosaurus 65 juta tahun lalu atau "Kepunahan Besar" 251 juta tahun yang lalu yang menewaskan 70% spesies darat dan 96% dari semua spesies laut.

Mungkin spesies lain (seperti kecoak atau tikus cerdas) akan berkembang, dan keluar bersaing dengan kita ataukah robot yang anda buat akan menggantikan anda.

Tapi suatu spesies dapat bertahan puluhan bahkan ratusan juta tahun. Jadi bagaimana kita bisa memprediksi kapan giliran kita akan tiba?

Tidak ada cara untuk mengetahui, tapi ada perhitungan yang dapat membantu. Ini disebut Doomsday Argument, yang dikembangkan pada tahun 1983 oleh astrofisikawan Brandon Carter. Menurut Carter, jika separuh manusia yang akan hidup sudah dilahirkan, jumlahnya adalah 60 miliar. Jika anda menganggap bahwa 60 lainnya miliar belum lahir, , maka menurutnya manusia akan punya waktu 9.000 tahun. Dengan perhitungan ini, ia kemudian mengetahui bahwa ada 95 persen peluang manusia akan punah dalam 11.000 tahun.

Ada perhitungan lain, tetapi mereka memberikan jumlah yang sama, mulai dari beberapa ribu sampai beberapa juta tahun. Itu adalah waktu yang lama, tapi dalam tahun kosmik, itu hanya sekejab mata.

Tapi ada skenario lain, manusia bisa selamat jika manusia sudah bisa menjelajahi alam semesta dan mencari Bumi lain untuk ditinggali.

Akhir Kehidupan (500 juta tahun - 5 miliar tahun Dari Sekarang)

Ilustasi

Kita berterima kasih kepada Matahari karena bintang induk kita ini memberikan kita energi. Tanpa itu, tidak akan ada kehidupan di Bumi. Tapi sangat ironi karena suatu hari kemudian Matahari akhirnya akan membunuh semua kehidupan di Bumi.

Itu karena Matahari secara perlahan memanas.

Salah satu buku yang paling menarik tentang topik ini adalah The Life and Death of Planet Earth oleh Peter Ward dan Donald Brownlee. Dalam bukunya, mereka membahas bagaimana energi yang dilepaskan matahari perlahan-lahan akan meningkat. Dalam 500 juta tahun kedepan, suhu di Bumi akan naik yang menyebabkan sebagian besar Bumi akan menjadi gurun. Makhluk terbesar tidak akan mampu bertahan di mana pun kecuali kutub yang relatif lebih dingin.


Selama beberapa miliar tahun ke depan, evolusi akan terhambat. Makhluk besar yang tidak toleran terhadap panas akan mati, meninggalkan serangga tangguh dan bakteri. Akhirnya, suhu akan menjadi sangat panas di permukaan bumi menyebabkan lautan akan mendidih lagi. Tidak akan ada tempat untuk bersembunyi dari suhu yang mengerikan ini. Hanya organisme yang hidup di bawah tanah yang akan bertahan, karena mereka sudah ada di situ selama miliaran tahun.

Akhir Dari Bumi (5 Miliar Tahun Dari Sekarang)

http://astronesia.blogspot.com/
Ilustrasi saat Matahari membengkak dan siap menelan Bumi

Seperti disebutkan di atas, kita ada karena energi baik Matahari. Tapi seperti bintang lainnya, matahari kita mempunyai batas bahan bakar dan akan mati juga.

Dalam waktu sekitar 5 miliar tahun dari sekarang, Matahari akan mulai tahap akhir hidupnya, memakan pasokan terakhir hidrogennya. Pada saat itu, gravitasi akan memaksa Matahari runtuh, dan hanya sejumlah kecil hidrogen akan tetap membungkus inti bintangnya. Matahari kemudian berkembang menjadi raksasa merah, memakan semua planet-planet dalam seperti Merkurius, Venus bahkan Bumi.

Jadi 5 miliar tahun dari sekarang, Bumi akan hancur oleh bintang induknya.

Akhir Dari Matahari (7,5 Miliar - 1 Trilyun Tahun Dari Sekarang)

http://astronesia.blogspot.com/
Matahari akan membentuk Nebula Planet di masa depan dengan berubah menjadi katai putih

Ketika Matahari menjadi raksasa merah, itu hanya awal dari akhir. Dengan habisnya hidrogen, Matahari akan beralih memfusikan helium, terus karbon, dan akhirnya oksigen. Pada saat itu, matahari kita akan kekurangan gravitasi untuk melanjutkan proses fusi. Ia akan padam,  dan menumpahkan lapisan luarnya untuk membentuk nebula planet, seperti nebula cincin yang kita bisa lihat di langit malam. Kemudian akan diam untuk menjalani sisa harinya sebagai kerdil putih.

Ini masih akan mempertahankan sebagian besar massanya, tetapi memiliki ukuran tidak lebih besar dari diameter bumi. Matahari perlahan-lahan akan mendingin dari waktu ke waktu. Akhirnya, suhunya akan cocok dengan suhu latar belakang alam semesta dan itu akan menjadi bintang kerdil hitam yang dingin (segumpalan materi hitam yang mengambang di kegelapan ruang angkasa).

Sampai saat ini, alam semesta belum cukup tua menghasilkan bintang katai hitam. Bahkan bintang katai tertua saat ini masih memancarkan energi beberapa ribu derajat Kelvin.

Akhir Dari Tata Surya 

http://astronesia.blogspot.com/
Ilustrasi masa depan Matahari kita yang sudah menjadi katai putih yang di orbit oleh puing-puing dari hasil tabrakan antar planet.

Meskipun Matahari akan terbakar habis miliaran tahun dari sekarang, planet-planet yang tidak dikonsumsi akan tetap ada. Jika selamat, Bumi akan bergabung dengan grup itu. Tentu saja Jupiter, Saturnus, sisa planet luar dan objek Sabuk Kuiper akan tetap mengorbit selama ribuan tahun lagi.  

Sebuah penemuan terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Science, melaporkan bahwa para astronom telah menemukan sebuah cakram materi yang berputar cepat , mengorbit bintang kerdil putih. Para peneliti membangun sebuah simulasi di mana mereka menempatkan planet hipotetis yang mengorbit sebuah bintang sekarat, dan menemukan bahwa kematian bintang itu mendatangkan malapetaka pada stabilitas sistem bintang. Perubahan massa bintang menyebabkan planet bertabrakan, dan mengatur ulang orbitnya. Beberapa planet masih mengorbit katai putih Matahari dan beberapa lagi terlempar ke ruang antar bintang.

Ketika interaksi gravitasi baru mulai bekerja, semua yang tetap bertahan di tata surya kita adalah kerdil putih Matahari dan cakram berputar cepat yang terdiri dari reruntuhan planet yang mengelilinginya. Segala sesuatu yang lain akan hilang ke ruang antar bintang.

Baca lanjutannya disini : Kisah Akhir Dari Segalanya (Bagian 2)

Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi

No comments

Powered by Blogger.